Sunday, 20th of September 2009
Sebenernya menurut kalender, Idul Fitri jatuh di hari Senin tanggal 21 September. Tapi berhubung salah satu aliran, yaitu Muhamaddiyah memutuskan bahwa lebaran jatuh hari ini menurut pengamatan mereka, dan biasanya Gayek mengikuti Muhamaddiyah, jadi Bunda mau ucapkan selamat Idul Fitri hari ini aja deh. Eh, tapi keputusan pemerintah gimana ya?
Mari mengenang bagaimana Idul Fitri dulu dirayakan di rumah. Biasanya setiap kali Idul Fitri, cuma Gayek (yang emang harus sholat Ied) dan Opung yang bangunnya pagi-pagi. Soalnya biasanya malamnya kita begadang, kejar setoran bikin kue, untuk dibawa ke kampung Gayek atau juga kue pesanan orang. Jadi bangunnya males-malesan deh. Setelah Gayek selesai sholat, langsung siap-siap dan berangkat menuju kampungnya Gayek yang jaraknya sekitar 100 km dari kota Bukittinggi. Biasanya si di kampung Gayek kita ga cuma di rumah aja dan ketemu ama saudara-saudara dari keluarga Gayek yang setiap lebaran biasanya datang dan berkumpul, tapi kita juga berkeliling untuk mengunjungi saudara lainnya. Dan pastinya kegiatan ini dipenuhi dengan makan-makan. Apa yang istimewa ya makanan klo lebaran? Kayanya si ga ada yang benar-benar spesial, tapi masakan padang semuanya kan istimewa, jadi ya pasti enak, hehe....
Kegiatan berkumpul dengan saudara dan mengunjungi saudara di kampung ini menghabiskan waktu seharian sehingga akhirnya kita baru kembali ke Bukittinggi malem-malem. Walaupun terdengar simpel, tapi sangat menyenangkan kegiatan kumpul-kumpul dan kerusuhan-kerusuhan saat lebaran ini. I really miss the moment...
Malam ini kita pulang lagi ke Jakarta. Berangkat jam setengah sebelas malam, jam 12 malam udah sampe di rumah. Wah...rekor banget ni, satu setengah jam perjalanan saja Sukabumi-Jakarta. Kayanya lain kali mesti jalan malam biar selamat dari kemacetan pasar-pasar yang 'berserakan' sepanjang jalan Sukabumi ke Jakarta.
Sunday, September 20, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment