Thursday, January 22, 2009

Nangis kalo ditinggal pergi

Thursday, 22nd of January 2009

Pagi ini lagi-lagi hujan turun dengan derasnya. Nyebelin deh, kenapa pas mau berangkat kerja justru hujannya turun. Kenapa ga tadi malem aja pas lagi tidur? Tapi namanya juga hujan, mana bisa diatur ya?

Ada yang lucu dan ajaib ni pagi-pagi. Effan tiba-tiba ketawa-ketawa dalam tidurnya. Ga tau deh dia mimpi apa. Trus ga lama kemudian, Effan bangun. Yah....alamat susah untuk berangkat kerja ni. Bener aja, susah banget untuk pergi. Effan ga mau melepaskan mata dan tangannya dari Bunda. Padahal udah disogok pake permen yang Bunda kasi ke Mbak Asih, tetep aja ga mempan. Akhirnya Ayah dan Bunda berangkat kerja sambil denger suara jeritan Effan.

Di tabloid Nakita minggu ini, di rubrik konsultasi tanya jawab psikologi anak asuhan Dra. Mayke S. Tedjasaputra, MSi, temanya adalah mengenai anak yang rewel kalo ditinggal pergi. Ada yang menarik yang disarankan oleh Ibu Mayke ini, yang bunyinya begini:

Kalau sebagai wiraswasta ayahnya harus bekerja atau bepergian ke luar rumah, maka si kecil bisa ditinggalkan dengan pengasuh. Jangan sampai suami Anda kelihatan ragu-ragu ketika akan pergi meninggalkan si kecil. Karena ada neneknya, diharapkan nenek bisa ikut mengawasi pengasuhan dari si pengasuh. Dalam hal ini si kecil harus belajar ada saat dimana dia tidak bisa selalu mengintil ayahnya. Namun, tetap sediakan waktu untuk bermain bersama anak. Dari pengalaman ini dia belajar, ada waktu untuk bermain bersama ibu dan ayahnya, dan ada waktu dimana dia harus bermain bersama pengasuhnya.
Demikian pula halnya dengan Anda sebagai ibunya, ketika akan berangkat bekerja jangan sampai ragu-ragu meninggalkan anak, apalagi pergi secara diam-diam. Pada si kecil bisa dinyatakan, Anda harus bekerja dan kembali di sore hari untuk menemaninya bermain. Jangan terpancing oleh rengekan si kecil, tetaplah tegas dan tegar, serta penuhi kebutuhan si kecil untuk ditemani oleh ibunya.


Sebenernya, cara ini udah Bunda coba terapkan pagi tadi. Tapi Effan masih belum bisa ngerti kenapa Bunda harus pergi kerja. Dia malah bilang, kalo dia juga pengen pergi kerja. Bunda jadi bingung ni. Kayanya pergi diam-diam masih jadi pilihan Bunda saat ini, daripada harus denger jeritan Effan yang ga mau ditinggalin.

No comments: