Saturday, 21st of November 2009
Setelah kemaren acara akad nikah, hari ini jadwalnya adalah pemberkatan nikah di gereja dan resepsi pernikahan di Omah Sendok. Acara lagi-lagi dimulai jam 2 siang, jadi lagi-lagi ga perlu bangun subuh, cukup bangun pagi aja. Bunda beres-beresin semua hal yang harus dibawa, trus tinggal ke salon deh buat dandan.
Naahh.....ternyata ke salonnya ini makan waktu cukup lama. Emang kita datangnya agak telat dan ternyata orang yang seharusnya datang sebelum kita pun telat, sehingga waktu kita datang kita malah harus menunggu mereka selesai.
Anyway, akhirnya bisa juga kita datang langsung ke gereja tidak telat. Sampai di gereja, Bunda pun langsung mengecek segala hal dan kelengkapan yang harus dipersiapkan. Jam 2 teng, dimulailah acara pemberkatan. Acara pemberkatan diawali dengan perarakan mempelai beserta saksi dan keluarga yang dipimpin oleh Romo dari pintu gereja menuju ke depan altar. Kan Mami pake gaun yang panjang berekor ni, pas lagi perarakan, tiba-tiba Effan yang melihat gaun Mami berserakan di belakang Mami, muncul dan memegang ekor gaun Mami. Hwaduh...ini kan ga ada dalam skenario. Waktu Mami fitting beberapa minggu sebelumnya, memang jadi lucu-lucuan di tempat bridal itu, Effan jadi pemegang gaun. Nah..sepertinya Effan ingat hal itu, jadi dipraktekkan juga sekarang. Hahaha.....Bunda yang ikut dalam perarakan sempat panik ni, apalagi yang akan dikerjain Effan. Ternyata pas sampe di depan altar, Effan malah duluan duduk di kursi yang disediakan khusus untuk penganten. Walah...anak Bunda...anak Bunda...
Karna ini adalah pemberkatan pernikahan, jadi acara gereja ini ga berlangsung lama. Biasanya kalo misa pernikahan kan bisa memakan waktu 1 jam lebih, tapi ini belum 1 jam udah kelar. Dan setelah itu dilanjutkan dengan foto-foto dan penandatanganan akte catatan sipil. Biasanya orang-orang yang nikah suka ribet ama urusan catatan sipil. Kadang mendengar cerita kalo petugas catatan sipilnya minta dijemput ke rumahnya atau bahkan yang lebih tragis, petugas catatan sipilnya ga datang pas acara. Trus untuk mengatur pertemuan untuk penandatanganan akte malah jadi urusan yang ribet lagi. But thanks God, untuk urusan catatan sipil kali ini, tidak ada halangan berarti. Sebelum waktu penandatanganan, si petugas sudah datang. Si petugas yang adalah orang Batak dengan marga yang persis sama dengan Opung, datang tanpa harus dijemput ataupun ditelpon-telpon. Memang hukum primordial masih melekat sangat erat ama budaya kita, dan kali ini harus sangat disyukuri, xixixixixi..... :D
Setelah acara gereja ini selesai, sekonyong-konyong hujan turun. Ga deres-deres banget si, tapi tetep aja bikin basah. Untunglah (Indonesia banget ya?) acara udah selesai. Dan acara resepsi masih lama, moga-moga nanti hujannya udah selesai.
Hua....thanks God, sekitar jam 6an, hujannya udah berenti. Bener-bener berenti.
Karna nunggu Effan bangun dulu, jadi Bunda dan Effan bersama Mama, Om Sandro, dan Pak Eko datang ke Omah Sendoknya paling belakangan. Dan pas kami datang, acara benar-benar baru dimulai. Fyuh....senangnya! Selama 2 jam, acara berjalan lancar. Tidak ada hujan yang turun, makanannya pun tidak kurang, dan hampir semua yang diundang datang.
Selama acara resepsi berlangsung, Bunda benar-benar jadi seksi sibuk yang lari ke sana dan lari ke sini. Ada aja yang Bunda kerjain dan atur. Karna itu, Effan lepas dari pengawasan Bunda. Tapi berhubung banyak orang yang bisa ikut mengawasi Effan, jadi Effan aman, walaupun imbasnya Effan jadi ga ikut foto-foto. Ugh...sebel deh, foto Effan ga ikut mendominasi di koleksi foto resepsi Mami nanti :(
Dan akhirnya karna sudah bosan, Effan pun pulang bersama Mama dan Pak Eko. Dalam perjalanan pulang, terjadi percakapan berikut:
Effan: Pak Eko punya duit ga? Kalo ga punya, kita mampir ke ATM dulu.
Pak Eko: Emangnya buat apa duitnya?
Effan: Effan mau beli sate.
Huahahahaha....malem-malem koq ya ngidam sate ini anak! ;)
Saturday, November 21, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment