Thursday, 27th of August 2009
Walaupun tanggal persisnya adalah dua hari yang lalu, tapi misa untuk memperingati dua tahun kepergian Om Andre dilaksanakan malam ini. Agak susah mencari celah di dalam jadwal pastor yang padat, makanya baru bisa hari ini. Dari tadi malam, rumah udah diberesin. Kursi-kursi diatur sedemikian rupa biar bisa nampung banyak orang, bahkan di depan rumah ditutupin kain dengan maksud biar ga berdebu, tapi yang ada malah kaya ada hajatan besar ;)
Rencananya si Bunda pengen pulang cepet-cepet sebelum jam 4, tapi ternyata langit mendung dan tiba-tiba hujan yang disertai angin pun turun. Walah...udah masuk musim hujan lagi ya? Bulan apa si ni? Agustus udah musim hujan lagi? (Bunda lupa ni pelajaran SD dulu, kapan periode musim hujan dan kapan musim kemarau)
Untungnya ga terlalu lama hujannya, jadi ga terlalu lama tertahan di kantor. Sampe di rumah sekitar jam 5, persiapan udah mau beres. Cuma tinggal finishing touch, jadi Bunda bisa sambil ngurusin Effan yang kalo ada keramaian di rumah pasti jadi recok dan lasak luar biasa.
Sekitar jam 7, tamu dari lingkungan dan dari keluarga mulai berdatangan. Kemudian Ayah menjemput Romo ke pastoran. Dan sekitar jam setengah 8an, misa pun dimulai. Romo yang akan memimpin misa adalah Romo Doni. Ternyata hari ini adalah pesta Santa Monica. Santa Monica adalah ibu dari Santo Agustinus yang sepanjang hidupnya dipenuhi dengan doa dan usaha karna suaminya adalah seorang yang tidak mengenal Kristus dalam hidupnya sedangkan anaknya adalah seorang yang pintar, namun juga tidak mengenal Kristus. Santo Agustinus adalah seorang yang sangat haus akan ilmu pengetahuan. Sehingga pada suatu saat, Santa Monica mendesak anaknya itu untuk berguru kepada seorang uskup di Milan yang bernama Ambrosius. Saat itulah akhirnya Santo Antonius berhasil menemukan Kristus dan menjadi pengikut Kristus.
Inti homili Romo Doni dalam misa kali ini adalah bahwa kita harus senantiasa siap dan berjaga-jaga karna kita tidak pernah tau kapan pencuri akan datang. Romo mengisahkan mengenai seorang tukang becak di daerah masa kecilnya Romo di Surabaya yang selalu menjaga becaknya setiap malam agar tidak kemalingan. Tapi suatu saat, dia tertidur, becaknya malah hilang. Jadi kita benar-benar tidak tau kapan pencuri itu akan datang. Demikian pula dengan maut. Kita tidak pernah tau kapan saatnya kita dipanggil oleh Tuhan. Maka senantiasalah persiapkan diri kita. Romo juga menyangkutkan homilinya dengan kisah Om Andre yang sangat mendadak dipanggil oleh Tuhan. Tiba-tiba sakit lalu pergi, padahal usianya masih sangat muda. Hmm...mungkin bisa disimpulkan agar kita bertobat sejak dini ya?
Misa berjalan dengan lancar. Semoga ujud misa ini diterima oleh Tuhan, semoga Om Andre sekarang berada dalam damai di sisi Tuhan.
Thursday, August 27, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment