Tuesday, May 5, 2009

Pola Tidur Anak

Tuesday, 5th of May 2009

Effan pola tidurnya sangat aneh ni sekarang. Entah gimana mulainya, tapi udah beberapa hari ini tidurnya selalu kelewat malam kan...Akhirnya Bunda browsing-browsing untuk lebih mengerti mengenai pola tidur pada anak. Dan inilah hasil browsingan itu.

Setelah googling, yang pertama ditemukan adalah halaman ini, http://www.anakku.net/content/pola-tidur-dan-kecerdasan-bayi. Isi dari artikelnya antara lain adalah sebagai berikut.

Tidur merupakan prioritas utama bagi bayi. Bayi perlu banyak tidur. Pertumbuhan dan perkembangannya sangat tergantung dari tidur, tanpa tidur bayi tidak akan tumbuh secara optimal, karena pada saat inilah terjadi perbaikan (repair) sel-sel otak dan kurang lebih 75% hormon pertumbuhan diproduksi. Telah dibuktikan tidur mempunyai efek yang besar terhadap kesehatan mental, emosi dan fisik, dan sistem imunitas tubuh. Adanya abnormalitas pada otak juga dapat diketahui dari bagaimana pola tidur anak tersebut. Dan gangguan tidur akan mengakibatkan efek yang sebaliknya.
Tahapan tidur pada anak dan orang dewasa ternyata terdapat pula pada bayi baru lahir yaitu, tidur tenang atau nonREM (non rapid eye movement) dan tidur aktif atau REM. Pada bayi normal, anak dan orang dewasa mempunyai periode REM dan nonREM yang berubah-ubah beberapa kali selama tidur malam hari.
Pada masa bayi, terjadi beberapa perubahan. Pola siklus tidur-bangun baru jelas terlihat pada umur 3-4 bulan, dimana proporsi tidur mulai lebih banyak pada malam hari. Umumnya morning naps berhenti pada umur 1 tahun dan afternoon naps terus berlangsung hingga umur 3 tahun. Pada akhirnya jumlah total tidur menurun bertahap selama periode anak-anak. Perkembangan tidur ini berkaitan dengan umur dan bertambah besarnya anak (maturitas otak), maka jumlah total tidur ynag diperlukan berkurang dan diikuti dengan penurunan proporsi REM dan nonREM. Dari rata-rata 16,5 jam pada umur 1 minggu, 14 jam pada umur satu tahun, 13 jam pada umur 2 tahun, 11 jam pada umur 5 tahun dan 10 jam pada umur 9 tahun.


Halaman selanjutnya yang Bunda temukan yang membicarakan mengenai pola tidur anak adalah salah satu artikel di media tribun jabar. Berikut isi artikel tersebut.

Konsultan Tumbuh Kembang Anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jakarta, Rini Sekartini melalui gizi.net mengungkap, kurangnya waktu tidur bagi anak-anak bisa berdampak buruk bagi perkembangan fisik dan kognitif.
Organ tubuh anak memproduksi dan melepaskan jenis hormon tertentu ketika tidur di malam hari. Proses ini dipastikan terganggu bila anak-anak tidak tidur cukup waktu atau tidurnya terganggu. Kondisi ini membuat rentan daya tahan tubuh, iregulasi sistem endokrin, dan bisa menjadi awal pencetus kegemukan.
"Anak yang kurang tidur biasanya mengalami pula gangguan kognitif. Anak lambat bereaksi, kurang waspada, kurang perhatian, dan sulit konsentrasi. Pada akhirnya kondisi ini bisa mengganggu proses belajar dan membuat prestasi akademik anak menurun," ungkap Rini Sekartini.
Kurangnya perhatian orangtua membangun kebiasaan tidur yang cukup, menyebabkan anak-anak di wilayah perkotaan di beberapa negara mengalami gangguan tidur. Sebuah penelitian mengungkap 23,5 persen anak usia 2-6 tahun di Beijing, Cina, mengalami gangguan tidur.
Sekitar 20 persen anak usia 3 tahun di Swiss terbangun setiap malam. Sedangkan di Amerika Serikat, sebanyak 84 persen anak usia 1-3 tahun menderita gangguan tidur menetap. Kebanyakan anak-anak tersebut sulit tidur pada malam hari dan sering terbangun ketika ketika tidur malam hari.
"Tidur merupakan perilaku yang dipelajari yang dapat dibentuk melalui rutinitas dan kebiasaan tidur yang baik. Idealnya tidur nyenyak mulai dibiasakan orangtua sejak anak-anak mereka berusia 3 - 6 bulan," tegas Rini.
Para peneliti Universitas Rochester, New York, AS, bahkan menemukan, gangguan tidur bisa terjadi pada bayi baru lahir. Padahal di masa awal kehidupannya bayi sangat butuh kualitas tidur yang baik.
Gangguan tidur pada bayi baru lahir ditandai perilaku rewel bayi pada jam tidur. Kondisi ini terjadi karena di masa kehamilan sang ibu mengalami stres, cemas, dan depresi. Hormon stres yang dikeluarkan sang ibu mengganggu perkembangan otak janin.
Dr Thomas O'Connor, salah seorang peneliti, menegaskan bayi yang kualitas tidurnya kurang, cenderung mengalami masalah perilaku di masa kanak-kanak. "Kualitas tidur bayi bisa menjadi indikator perkembangan kesehatannya," kata O'Connor. (ricky reynald yulman)


Halaman terakhir yang cukup menarik membahas mengenai pola tidur adalah halaman ini.

Mulai usia 2 tahun, anak tidur selama 12-13 jam, dengan 1-2 jam tidur siang dan 11 jam tidur malam. Pada usia ini biasanya anak tidak mau tidur sendirian dan bangun menangis di tengah malam.
Berbeda dengan kita orang dewasa, anak-anak sering mengalami disorientasi saat bangun. Misalkan saja kita terbangun di tengah malam dan mendapati TV masih menyala, padahal kita ingat betul sudah mematikan TV. Tentu kita akan bangun dengan rasa bingung dan takut. Seperti itulah kira-kira perasaan anak jika terbangun di tengah malam. Hal kecil seperti guling yang terjatuh atau boneka yang salah letak sudah dapat membuatnya takut.
Pada anak-anak irama sirkadian dan dorongan homeostatis untuk tidur sudah lebih baik berkembang, tetapi pada usia tersebut dorongan untuk tidur ataupun bangun amatlah kuat. Ketika bangun mereka benar-benar segar, tapi kalau sudah mengantuk tidak ada yang bisa mencegahnya tertidur. Pernahkan Anda melihat anak yang tertidur saat makan atau bermain?
Yang terpenting adalah menciptakan suasana tidur yang nyaman. Buatlah kamar tidur yang terisi dengan tokoh favoritnya. Suhu yang nyaman, penerangan yang cukup dan suasana yang tenang. Penting juga menciptakan kebiasaan-kebiasaan sebelum tidur agar ia tahu waktu menjelang tidur.
Lingkungan tidur yang kurang baik bisa mengakibatkan mimpi buruk pada anak-anak. Mereka masih belum bisa membedakan antara mimpi dan kenyataan. Tenangkan dengan kata-kata yang lembut dan melindungi.

Jadi kesimpulan dari artikel-artikel ini adalah:
1. Tidur merupakan kebutuhan yang utama pada anak. Tidak seperti halnya pada orang dewasa, pada saat tidur ini, anak-anak mengalami proses pertumbuhan. Jadi sangat diharapkan orang tua menciptakan suasana tidur yang menyenangkan agar anak bisa tidur lelap di malam hari. Menciptakan suasana dengan suasana tidur yang tenang, mungkin bisa membantu anak cepat tidur. Memijat anak juga bisa membuatnya lebih nyaman. Untuk beberapa anak, minum susu hangat sebelum tidur juga bisa menentramkan, walaupun hal ini sangat tidak disarankan oleh dokter gigi. Sepertinya masalah suasana ini adalah pandai-pandainya orang tua untuk mengerti bagaimana sebenarnya keinginan anak.

2. Bagi anak, tidur merupakan kebiasaan yang bisa diciptakan sejak anak masih bayi. Jadi lagi-lagi adalah peran orang tua untuk mengatur pola tidur anak jika tidak ingin anaknya memiliki masalah tidur. (Huff....sepertinya ini yang kurang tepat dalam perkembangan Effan :()

3. Untuk anak seusia Effan, masih diperlukan tidur sebanyak 12-13 jam sehari. Tidur siang juga masih menjadi kebutuhan. (Hmm....berdasarkan standar waktu seperti ini, berarti Effan punya waktu tidur yang cukup)

4. Memang tidak dijelaskan bagaimana efeknya apabila anak tidur larut malam. Tapi dulu Bunda pernah baca di tabloid Nakita bahwa di saat tidur jam 10-12 malam lah proses pertumbuhan tinggi badan anak berlangsung secara maksimal. Dan efek buruk lain yang pasti banget dari tidur larut malam adalah anak menjadi kesulitan bangun pagi (seperti halnya Effan ni), dan akhirnya akan mengganggu apabila anak harus sekolah di pagi hari nantinya. (Ingat ada peraturan masuk sekolah jam 6.30 pagi di Jakarta!) Dan juga bisa mengganggu dalam berkonsentrasi.

1 comment:

tips bayi said...

terima kasih, artikel nya sangat bermanfaat sekali. mohon izin bakal sering mampir nih untuk belajar.