Tuesday, 2nd of June 2009
Sore ini Bunda pulang dari kantor sendirian, ga dijemput ataupun disamper ama Ayah. Jadi seperti biasa, rutenya dari Cawang adalah dengan menggunakan metromini. Urgh....kalo udah jam bubaran kantor, pasti deh metromininya penuh, ga dapat tempat duduk dan bahkan berdiri pun jadi berdesakan.
Sampai di Jalan Dewi Sartika di sekitar sekolah Muhammadiyah, ada suatu tempat medical check up yang khusus melayani orang-orang yang akan menjadi buruh migran. Jadi medical check up untuk TKI lah. Emang Condet kan kawasannya PJTKI, jadi wajar kalo hal-hal yang berhubungan ama aktivitas TKI menjadi hal yang jamak.
Nah, dari depan klinik medical check up ini, naiklah seorang bapak dengan anak laki-lakinya yang berumur sekitar 4 atau 5 tahun. Si anak menangis dengan sangat kencang. Cukup menyita perhatian penumpang lain tangisannya, bahkan termasuk sopir metromini yang dengan wajahnya yang serem, juga memberi perhatian dengan berbicara membujuk.
Agak bingung kenapa si anak menangis seperti itu. Tapi dengan rasa kekeluargaan orang Indonesia yang begitu kental, di mana masalah seseorang bukan lagi menjadi masalahnya sendiri, pertanyaannya menjadi terjawab. Ternyata si anak tidak mau lepas dari ibunya. Ibunya yang sedang mempersiapkan diri untuk menjadi TKW, masih harus tertahan di klinik itu, sedangkan waktu yang sudah beranjak malam memaksa si anak untuk pulang duluan. Si anak bahkan dibohongi kalo si ibu juga naik metromini, hanya saja naik dari pintu belakang.
Huff.....ga kebayang gimana nantinya kalo anak itu benar-benar berpisah dari ibunya ya? Dan pasti untuk waktu yang cukup lama. Mungkin ia hanya dapat bertemu ibunya sekali setahun atau bahkan mungkin lebih lama lagi. Anak seumur itu yang masih butuh kasih sayang ibunya, harus kehilangan karna keadaan. Mungkin ada yang bilang, kan cuma untuk beberapa tahun. Tapi kan saat dimana umur anak itu masih kecil tidak akan mungkin terulang. Dia benar-benar masih butuh ibunya.
Jadi inget baca berita beberapa hari yang lalu tentang anak kecil yang disiksa oleh nenek tirinya. Ayah dan ibu anak itu menjadi pekerja migran dan menitipkan anak-anaknya pada nenek mereka. Namun si nenek yang katanya merasa kewalahan menghadapi kenakalan anak itu, malah menyiksa anak itu dengan mengurungnya di kandang kalo ga salah dan bahkan tidak memberi makan. Dan katanya, si anak itu juga mempunyai saudara yang lebih tua yang meninggal dan konon karena disiksa oleh neneknya. See.....bukankah lebih baik apabila anak-anak itu hidup dengan orang tuanya saja? Ya...walaupun memang ada juga berita yang menyebutkan tentang penyiksaan yang dilakukan oleh orang tua kandung, tapi lebih jarang kan?
Jadi inget juga pembantu baru di rumah yang juga harus meninggalkan anaknya di kampung karna keadaan yang memaksanya harus bekerja di luar kampungnya.
Fyuhh.....they said that life is hard and it's true. Banyak orang yang ga bisa memilih harus bekerja apa dan bagaimana. Thanks God, me and my husband still have choice and we don't have to leave our child for long time when we have to work. We still can meet every single day :)
Tuesday, June 2, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment