Tuesday, 16th of February 2010
Sore ini dalam perjalanan pulang dari Karet menuju Kampung Melayu, saat di angkot, Bunda mendengar percakapan antara dua orang wanita yang secara umur sepertinya tidak jauh lebih tua dari Bunda. Ga perlu curi-curi dengar karna mereka berdua berbicara cukup keras di dalam angkot itu.
Dari hasil mendengar ini, Bunda berkesimpulan bahwa mereka berdua adalah pengajar di sekolah yang murid-muridnya masih belia. Tapi Bunda ga bisa menyimpulkan apakah itu playgroup, preschool, atau kindergarten.
Pembicaraan mereka adalah mengenai murid di sekolah mereka. Ada satu cerita yang menarik perhatian Bunda. Salah satu wanita itu bercerita mengenai muridnya yang bertingkah aneh. Si anak itu sering mengeluarkan lunch boxnya, membukanya, kemudian bertingkah seolah-olah mengumpulkan butiran-butiran nasi yang berserakan. Kegiatan itu dilakukan berulang-ulang, bahkan saat sebenarnya lunch boxnya sudah kosong dan tidak ada nasi yang berserakan.
Analisa dari gurunya, anak ini pernah dibentak atau dimarahi oleh ibu atau neneknya saat dia makan berserakan. Tapi sepertinya pihak orang tuanya menganggap banyak hal aneh yang dilakukan anaknya adalah kesalahan gurunya, jadi merasa pihak sekolah juga harus membantu meluruskan si anak.
Dari obrolan angkot ini, Bunda mendapat pesan moral yang sungguh sangat berguna. Jangan pernah membentak anak dengan sangat keras, terutama bila mempunyai anak yang perasa. Lebih baik ditegur dengan cara yang manis dan halus. Ngomong pelan, sambil saling bertatapan mata sepertinya justru lebih efektif. Akibatnya bisa sangat parah. Dan penanganannya nantinya pasti juga akan sulit. Dan apabila kejadian ini sampai terjadi, pihak orang tua tidak boleh untuk tidak peduli. Harus saling bahu membahu memecahkan persoalan ini bersama pihak sekolah.
Tuesday, February 16, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment