Friday, 2nd of April 2010
Perayaan Jumat Agung di gereja Katolik, bukanlah suatu misa, namun disebut dengan Upacara Salib. Upacara ini merupakan kelanjutan dari perayaan Kamis Putih tadi malam. Biasanya Upacara Salib ini pasti lama. Walaupun tidak ada konsekrasi karna bukan misa, tapi ada upacara mencium salib dan kisah sengsara Yesus dibacakan dengan cara dinyanyikan atau istilahnya pasio.
Biasanya Upacara Salib yang paling ramai adalah yang jam 3 sore karna persis jam 3 sore lah Yesus wafat. Jadi kalo mau dapat tempat duduk untuk mengikuti Upacara Salib yang jam 3, datanglah paling lama 15 menit sebelum misa dimulai. Tapi yang datang beramai-ramai, kalo udah mepet begitu, kemungkinan duduknya akan terpisah-pisah.
Karna berbagai pertimbangan terutama karna waktunya yang sangat lama, jadi merupakan keputusan yang baik untuk tidak mengajak Effan ke gereja. Dan Effan yang mengingat betapa bosannya dia ke gereja tadi malam pun, tidak menolak waktu diberi tahu bahwa ia akan tinggal saja di rumah, sementara kami ke gereja.
Bener aja, upacara ini berlangsung selama lebih dari 2 jam. Dan dihiasi pula oleh hujan deras yang tiba-tiba turun saat sebelum upacara penciuman salib. Hmm.... kalo menurut Opung si, setiap Jumat Agung, pasti selalu hujan. Kata Opung lagi si, alam ikut menangisi wafatnya Yesus. Seperti saat Yesus wafat di salib, terjadi gempa bumi dan tabir Bait Suci pun terbelah dua...
Okay, yang dapat disimpulkan dari mengikuti misa kali ini adalah bahwa Yesus menderita sampai wafat di kayu salib adalah untuk kita. Walaupun jadi lebih lama, tapi memang kalo kisah sengsara Yesus dinyanyikan, jadinya bisa lebih diresapi apa yang disampaikan oleh Injil. ;)
Friday, April 2, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment